Selasa, 05 Agustus 2008


The Tarix Jabrix: Geng Motor Taat, Soleh & Baik Hati

Anak-anak The Changcuters membentuk geng motor. Ada cinta, ada perseteruan dengan geng lain. Kocak? Bolehlah

Film ini bercerita tentang lima orang sahabat: Cacing (Tria), Dadang Modip (Erick), Coki (Qibil), Ciko (Alda) dan Mulder (Dipa) yang terobsesi untuk membentuk sebuah geng motor. Tujuannya cuma satu. Biar makin eksis.

Orang yang dipercaya menangani film ini adalah Iqbal Rais. Selama proses produksi, film ini juga diawasi langsung oleh Hanung Bramantyo yang sebelumnya sukses lewat Get Married.

Asal tau aja, sebelum berpikir untuk membentuk geng yang belakangan dikasih nama The Tarix Jabrix ini, Caca Sutarya alias Cacing udah sempet ikut ujian untuk masuk geng motor yang ada di Bandung. Termasuk The Road Devil, geng paling brutal dan ditakuti. Sayangnya nggak satu pun ujian dilewati Cacing dengan sukses.

Akhirnya Cacing mengajak keempat sahabatnya untuk membentuk geng motor sendiri. Dengan mengusung nama Tarix Jabrix, kelima anak muda ini berusaha untuk mencoba tampil di jalanan dengan atribut mereka yang nyentrik. Ada gaya retro kembar yang diusung si kembar Ciko dan Coki. Ada Mulder yang mencampuradukan tren mode dan warna pada motornya. Lalu ada gaya kostum montirnya Dadang Modip, dan juga jambul klimisnya Cacing.

Taat peraturan, soleh, dan baik hati menjadi pedoman geng motor mereka. Karena itu mereka harus rela menepi jika ada geng motor lain mau lewat.

Di luar kesibukannya sebagai pemimpin The Tarix Jabrix, Cacing yang masih berstatus anak SMA, naksir berat sana Callista (Carissa Putri) primadona sekolahnya. Callista adalah adik kandung dari Max (Ario Bayu) yang nggak lain adalah pentolan geng motor gede The Smokers. Repotnya, Max nggak begitu suka sama Cacing. Dia lebih suka adiknya jadian sama Valdin (Andrew) yang juga anggota The Smokers. Artinya, Cacing harus berusaha keras memperjuangkan cintanya.

Saat Cacing repot-repot mengejar Callista, ada seorang cewek bernama Mayang (Francine Roosenda) yang diam-diam menyukainya. Mayang adalah seorang pekerja di bengkel milik ayahnya Dadang.

Pada satu saat, muncul masalah besar. Valdin mengetahui kalo hubungan Cacing dan Callista semakin dekat. Doi meradang, dan siap menantang Cacing berkelahi.

Di saat yang sama Dadang Modip melihat salah satu anggota The Smokers menyembunyikan narkoba. Sayangnya Dadang Modip punya penyakit short term memory alias lupa ingatan jangka pendek. Ingatan Dadang yang hanya bertahan satu hari ini emang ngebuat masalah ini semakin rumit.

Akhirnya Tarix Jabrix berniat baik untuk membongkar masalah ini. Tetapi niat baik mereka dianggap Max dan Valdin sebagai ajang cari perkara. Perseteruan pun terjadi yang berujung pada adu balap antara Cacing dan Valdin.

Selain personil The Changcuters, di film ini kita juga bisa ngeliat akting dari Edi Brokoli, Joe P-Project, Iga Mawarni, Sam Bimbo, Candil, dan juga Tyas Mirasih.

Kalo dilihat lagi sekilas, nih film emang hampir mirip kayak Wild Hogs. Sebuah perseteruan antara geng motor kacrut dengan geng motor sangar. Tentunya juga diselipkan komedi yang menggelitik.

Tria "Changcuters" : Pede Dengan Motor Butut!

Pengendara motor harus selalu pede. Maksudnya apa nih?

Maksud cerocosan cowok berjambul ini adalah, seorang biker itu harus bangga sama tunggangannya. Bagaimanapun bentuk dan tampilannya.

"Kita jangan malu sama motor sendiri. Walaupun kendaraan orang lain punya tampang yang lebih keren," bilang vokalis ceking ini serius.

Well, omongannya terbukti kok. Dalam film yang dibintanginya bersama anggota band yang lain, Tria tetep keliatan pede melawan anggota geng motor gede alias moge. Bahkan cuma bermodalkan motor ringsek bin butut, Tria bisa ngedapetin cewek cantik kayak Carissa Putri. Haduh!

Itu di didalam film, jack! Kalo di dunia nyata, Sama! Dia tetep pede mengendarai motor keliling kota Bandung. Cuman ceweknya aja yang belon ketauan

Setelah bertahun-tahun wara wiri di berbagai pensi, Tria (vokal), Qibil (gitar), Alda (gitar), Dipa (bas), dan Erick (drums) –personil The Changcuters- sekarang mulai naik daun. Album perdana mereka yang berjudul Mencoba Sukses dirilis ulang oleh sebuah label major. Tampang mereka muncul setiap hari di TV lewat sebuah iklan provider seluler CDMA.

Cowok-cowok ceking ini sekarang udah naik kelas karena jadi pemeran utama di film The Tarix Jabrix. Wah, kayaknya usaha mereka buat ‘mencoba sukses’ udah hampir berhasil nih..

Ada perubahan nggak sama The Changcuter setelah sering muncul di TV sebagai model iklan?
Tria: Lumayan sih, jadi banyak yang ngenalin. Kalau ketemu di jalan banyak yang nanya, “Eh yang iklan ‘beuuh’ itu ya?”
Erick: Tapi orang-orang taunya cuma kami tuh bintang iklan yang ‘beuuh’ itu. Jadi nama bandnya tetep pada nggak tahu. Hehehe.

Kalian keberatan nggak sih kalo ada yang bilang kalian cuma band main-main?
Tria:
Kayaknya sih itu gara-gara kami pada seneng bercanda, terus kalo di panggung juga kami pengennya bener-bener ngehibur. Kami pengennya bener-bener jadi entertainer, jadi nggak cuma nyanyi dan main band doang.

Ngelawak tuh bagian dari aksi panggung kami. Tapi untuk urusan musik, kami serius kok. Kami sama sekali nggak main-main. Kami bukan band lawak.

Lagu kalian kan temanya unik-unik tuh. Proses kalian bikin lagu biasanya gimana? Bikin lirik dulu atau musiknya dulu?
Tria: Niatnya dulu sih biasanya. Niat, makan, minum, ngobrol-ngobrol, tidur, besoknya baru mulai bikin lagu. Hehehe.
Qibil: Kami tuh bikin lirik bareng-bareng. Jadi misalnya Erick dulu nih nulis sampe mentok, terus dioper. Udah mentok dioper lagi.
Erick: Kebanyakan sih kami bikin musiknya dulu. Nanti dari ambience-nya ditentuin kira-kira ini cocoknya temanya apa ya. Kalo atmosfernya kayak lagu buat mengiringi orang yang lagi mencangkul, ya kami bikin liriknya tentang bercocok tanam.

Kayaknya kalian nih tipe cowok yang nggak tahu malu nih. Pernah punya pengalaman manggung yang malu-maluin nggak?
Tria:
Nggak ada, kami manggung selalu perfect. Hehehe. Pernah sih kepeleset di panggung, tapi gue nggak malu kok. Seneng-seneng aja.
Erick: Kalo pengalaman manggung yang bikin malu, kayaknya ada. Waktu itu kami pernah sepanggung sama Erwin Gutawa, jadi kita malu gitu, “Aduh malu nih ada Erwin Gutawa.” Hehehe. Tapi kalo yang malu-maluin sih nggak ada.

Ceritain dong pengalaman pertama kalian main film!
Tria:
Kami ditawarin main film, judulnya The Tarix Jabrix. Ceritanya tentang lima orang sahabat yang bikin geng motor. Intinya persahabatan sih, cocok aja sama The Changcuters di kehidupan sehari-hari.
Qibil: Yang mainnya ada Carissa Putri, Francine Rosenda, VJ Alblend, Sam Bimbo, banyak deh pokoknya. Yang paling fenomenal, di film ini juga ada seorang tokoh politik terkenal yang bakalan nongol. Tapi nggak akan kami kasih tau sekarang. Liat aja ntar di filmnya.
Tria: Pasti jadi penasaran ya? Hehehe. Insya Allah dirilisnya tanggal 17 April. Nonton ya! (Lika)

Artikel Terkait:
Tria "Changcuters": Pede dengan Motor Butut
The Tarix Jabrix: Geng Motor Taat, Soleh & Baik Hati



The Changcuters Pede Jadi Model

28 July, 2008 - 19:40 WIB | Oleh : MA

poster the changcutersMeski sebagai band baru, namun The Changcuters cukup percaya diri. Buktinya, dalam pembuatan video klip ketiganya, band yang populer lewat lagu Racun Dunia ini enggan menggunakan model artis ternama.

“Kita nggak perlu pakai model ternama, kita saja yang jadi modelnya. Sejauh ini kita cukup percaya diri kok,” tutur Tria, sang vokalis, saat ditemui disela-sela syuting video klip terbaru di Studio Ulat Bulu, Jalan Puyuh V, Bintaro, Tangerang, Senin (28/7/2008).

The Changcuters yakin pendengar musik Indonesia tidak melihat siapa model dalam video klip mereka, tapi yang paling utama adalah lagunya.

“Meski tidak pakai model, kita sih optimis dengan video klip ini. Karena lagunya bagus dan enak didengar,” tambahnya.

Band yang terdiri dari lima personel ini tengah membuat video klip dengan lagu Hijrah ke London. Video klip itu dibuat dengan bentuk animasi yang menyerupai wajah para personelnya masing-masing.


Pada tahun 2004 tiga orang sahabat yang terdiri dari Tria, Qibil dan Dipa terinspirasi untukmembuat sebuah kelompok band, yang terutama disebabkan karena mereka seringkali terkagum-kagum saat melihat pertunJukkan berbagai musisi di panggung hiburan. Untuk mewujudkan keinginan mereka tersebut, diajaklah dua orang lagi yaitu Alda dan Erick. Maka lengkaplah formasi The Changcuters menjadi Tria pada vocal, Tambourine, dan Harmonica, Qibil pada gitar utama dan Keyboard, Dipa pada Bass dan Backing Vocal, Alda pada gitar dan Erick memainkan Drum dan Perkusi. Sejak itulah mereka meresmikan untuk memberikan akhiran Changcut pada nama ­nama tiap personel.

Tria Changcut menjadi seorang penyanyi dengan suara yang luar biasa kuat, berusaha terlihat dan bersuara seperti Mick Jagger, Jim Morrisson dan Steven Taylor, itulah sebabnya ia sering terlihat agak sedikit monyong, tetapi walaupun terlihat garang, ia memiliki perilaku yang santun namun dengan aura Rock n’ Roll yang sangat kuat.

Qibil Changcut menjadi pemain gitar yang banyak terpengaruh Noel Gallagher dan John Squire, dia mengisi tiap lagu dengan sound yang dinamis dan melodi yang ajaib.

Dipa Changcut seorang pemain bass dengan gaya yang aneh, tetapi dialah yang seringkali menjadi penentu kebijakan di dalam band, dan seringkali memiliki ide-ide aneh dan menulis lirik-lirik yang bodoh.

Alda Changcut yang pemalu ini, adalah seorang pemain gitar yang jago. Walaupun jarang berbicara dia adalah seorang heartbreaker sejati. Sebaiknya para perempuan berhati ­hatilah saat jatuh hati padanya.

Erick Changcut si penabuh drum yang misterius, tidak banyak hal yang bisa diceritakan mengenai orang ini.

Setelah The Changcuters terbentuk, segeralah mereka tampil di berbagai panggung besar dan kecil, dengan penampilan berjaket kulit dan koreografi yang dinamis. Semakin menanjaknya karir mereka, berbagai pujian dan kritikan pun mendarat di telinga mereka, namun dengan semangat pantang menyerah lima orang pemuda ini terus saja melaju dan dengan penuh percaya diri merilis album ‘MencobaSukses’.

Penampilan secara fashion mereka yang Rock n’ Roll juga tercerminkan ke dalam musik mereka yang banyak terpengaruh Rolling Stone, hanya saja mereka menggunakan tema dan lirik yang jauh lebih ringan ditambah sentuhan komedi, seperti misalnya ‘Gila-gilaan’, ‘Pria ldaman Wanita’ dan ‘Awas Angkot’.

Album tersebut menuai kritik sangat pedas dari berbagai media, sedikit sekali atau dapat dikatakan hampir tidak ada yang memberikan review baik bagi album tersebut. Tapi sepertinya hal tersebut tidak rnematahkan semangat mereka, dan merekapun terus melaju dan berhasil mendapatkan kerja sama dengan sebuah major label untuk merilis album ‘Mencoba Sukses Lagi’.

Gejalanya kali ini mereka akan lebih sukses dibandingkan sebelumnya, sudah terlihat dari munculnya wajah mereka sebagai anak band di iklan sebuah provlder selular CDMA.

Jika kamu suka dengan tulisan ini silakan berikan Responmu. Pantau terus perubahan dan lanjutan dari halaman blog ini dengan cara Berlangganan RSS
Weisszzzz... tadi malem ada duel heboh...


THE UPSTAIRS

VS


THE CHANGCUTERS

DISCO AND ROCK N ROLL IS BACK!!!!

bAngSaT


Sejarah Awal the changcuters

Berawal dari persahabatan 3 orang pria yang hobinya exist, yaitu Tria , Qibil dan Dipa yang pada tahun 2000 berlajar di Fakultas Ilmu Komunikasi di sebuah Universitas Negeri Bandung. Selain bersama-sama kuliah di sana, mereka juga sangat gemar menghadiri acara-acara pentas musik yang marak berlangsung di kota Kembang. Dari mulai acara lokal yang skalanya kecil sampai dengan konser artis mancanegara.

Hampir tiap acara musik mereka hadiri, hingga akhirnya pada suatu malam di tahun 2004, Tria, Qibil dan Dipa memiliki sebuah gagasan untuk membentuk Band, namun bukan sembarang Band, mereka ingin sesuatu yang baru dan menyegarkan, sesuatu yang tidak biasa, bahkan luar biasa, seperti halnya pemilihan nama bandnya yaitu THE CHANGCUTERS.

Sejarah Nama Band The Changcuters

Nama The Changcuters ini dipilih secara spontan, diambil dari nama seorang teman, tepatnya teman SMP Qibil yaitu Cahya yang nama panggilannya adalah “Cangcut” Begini ceritanya: Sebenarnya nama Changcuters sudah ada jauh sebelum mereka bertiga membentuk band. Pada awalnya Tria, Qibil dan Dipa serta beberapa teman kuliah mereka sering sekali berfoto ala anak Band, dan pada masa-masa mereka hobi berfoto ria, bertemulah mereka dengan Cahya yang nama panggilannya adalah “Cangcut”, Tria, Dipa dan teman2 lainnya merasa heran dengan nama panggilan itu..mereka merasa nama Cangcut tersebut adalah nama yang lucu..akhirnya setelah bertemu si “Cangcut”, kata2 cangcut menjadi panggilan akrab mereka seperti “Apa kabar Cut?”, “Kemana aja Cut?” dan lain-lain. Karena kejadian-kejadian itulah, akhirnya folder foto mereka yang bergaya anak band tersebut, dinamai dengan Changcuters dan akhirnya ketika Tria, Dipa dan Qibil memutuskan untuk membentuk Sebuah Rock N Roll Band mereka langsung sepakat kalo nama bandnya adalah THE CHANGCUTERS

wAduh cRitA nA pNjg bGt Udah Ga mUat Neh kLo mAu liAt lNjTAn cRitA na LgSng Aja kLik www.thechangcuters.com oce...............................